Pori-pori pada lapisan las adalah masalah kualitas yang umum terjadipengelasan robot. Adanya pori-pori dapat mengakibatkan menurunnya kekuatan lasan, bahkan menimbulkan keretakan dan patah. Alasan utama terbentuknya pori-pori pada pengelasan robot adalah sebagai berikut:
1. Perlindungan gas yang buruk:
Selama proses pengelasan, pasokan gas pelindung (seperti argon, karbon dioksida, dll.) tidak mencukupi atau tidak merata, sehingga gagal mengisolasi oksigen, nitrogen, dll. secara efektif di udara, sehingga gas tercampur ke dalam kolam lelehan dan pembentukan pori-pori.
2. Perlakuan permukaan bahan las dan bahan dasar yang buruk:
Terdapat kotoran seperti noda oli, karat, kelembapan, dan kerak oksida pada permukaan bahan las atau logam dasar. Kotoran ini terurai pada suhu pengelasan tinggi untuk menghasilkan gas, yang memasuki kolam cair dan membentuk pori-pori.
3. Parameter proses pengelasan yang tidak sesuai:
Jika arus, tegangan, dan kecepatan pengelasan terlalu tinggi atau terlalu rendah, mengakibatkan pengadukan pada kumpulan lelehan tidak mencukupi dan gas tidak dapat keluar dengan lancar; Atau jika sudut tiupan gas pelindung tidak tepat, hal ini dapat mempengaruhi efek perlindungan gas.
4. Desain las yang tidak masuk akal:
Jika celah antara lapisan las terlalu besar, fluiditas logam cair menjadi buruk, dan gas sulit dikeluarkan; Atau bentuk lapisan lasnya rumit, dan gas tidak mudah keluar pada kedalaman lapisan las.
5. Kelembaban tinggi di lingkungan pengelasan:
Kelembaban di udara terurai menjadi gas hidrogen pada suhu pengelasan tinggi, yang memiliki kelarutan tinggi dalam kolam cair dan tidak dapat keluar pada waktunya selama proses pendinginan, sehingga membentuk pori-pori.
Langkah-langkah untuk mengatasi masalah porositas pada pengelasan robot adalah sebagai berikut:
1. Optimalkan perlindungan gas:
Pastikan kemurnian gas pelindung memenuhi standar, laju aliran sedang, dan jarak antara nosel dan lapisan las sesuai, sehingga membentuk pelindung tirai udara yang baik.
●Gunakan komposisi gas dan rasio pencampuran yang sesuai, seperti menggunakan batang dan kabel las hidrogen rendah atau ultra-rendah, untuk mengurangi sumber gas hidrogen.
2. Perawatan permukaan yang ketat:
Bersihkan permukaan secara menyeluruhbahan lasdan logam dasar sebelum pengelasan, hilangkan kotoran seperti minyak, karat, dan kelembapan, dan lakukan perlakuan pemanasan awal jika perlu.
Untuk lingkungan di mana kelembapan mungkin terjadi selama proses pengelasan, lakukan tindakan pengeringan, seperti menggunakan pengering lapisan las atau pemanasan awal benda kerja.
3. Sesuaikan parameter proses pengelasan:
Pilih arus, tegangan, dan kecepatan pengelasan yang sesuai berdasarkan bahan pengelasan, bahan dasar, dan posisi pengelasan untuk memastikan waktu pengadukan dan pelepasan gas yang moderat dari kolam cair.
Sesuaikan sudut hembusan gas pelindung untuk memastikan bahwa gas menutupi lapisan las secara merata.
4. Meningkatkan desain las:
Kontrol celah jahitan las dalam kisaran yang wajar agar tidak terlalu besar atau terlalu kecil.
Untuk pengelasan yang rumit, metode seperti pengelasan tersegmentasi, logam pengisi yang telah ditentukan sebelumnya, atau mengubah urutan pengelasan dapat digunakan untuk memperbaiki kondisi pelepasan gas.
5. Kontrol lingkungan pengelasan:
Usahakan mengelas di lingkungan yang kering dan berventilasi baik untuk menghindari kelembapan yang berlebihan.
Untuk lingkungan di mana kelembapan tidak dapat dikontrol, tindakan seperti penggunaan higroskopis dan pemanasan lapisan las dapat dipertimbangkan untuk mengurangi dampak kelembapan.
6. Pemantauan dan pengendalian kualitas:
Periksa secara teratur kinerja peralatan las, seperti pengukur aliran gas, nozel pistol las, dll., untuk memastikan kondisi kerjanya baik.
Pemantauan proses pengelasan secara real-time, seperti menggunakan sistem pemantauan proses pengelasan, untuk segera mendeteksi dan menyesuaikan parameter abnormal.
Lakukan pengujian non-destruktif (seperti pengujian ultrasonik, pengujian radiografi, dll.) setelah pengelasan untuk segera mendeteksi dan menangani lasan yang mengandung porositas. Penerapan komprehensif dari langkah-langkah di atas dapat secara efektif mengurangi pembentukan pori-pori pada pengelasan robot dan meningkatkan kualitas pengelasan.
Penyebab porositas pada pengelasan robot antara lain kontaminasi permukaan bahan las, perlindungan gas yang tidak memadai, pengendalian arus dan tegangan pengelasan yang tidak tepat, serta kecepatan pengelasan yang berlebihan. Untuk mengatasi masalah ini, kita perlu mengambil tindakan yang sesuai, termasuk menggunakan bahan las yang bersih, memilih gas pelindung secara wajar dan mengendalikan laju aliran, mengatur parameter pengelasan secara wajar, dan mengendalikan kecepatan pengelasan sesuai dengan situasi. Hanya dengan menangani berbagai aspek secara bersamaan, kita dapat secara efektif mencegah dan mengatasi masalah porositas pada pengelasan robot, serta meningkatkan kualitas pengelasan.
Waktu posting: 07 April-2024